Di suatu sore sekitar pertengahan tahun 2000. Di sebuah warung tenda di pinggir jalan. Bersama seorang sahabat, saya sedang menikmati nasi goreng.
Sore itu terasa sejuk, karena hujan baru saja turun. Untuk mendinginkan walau sesaat suhu udara Semarang yang selalu panas, meskipun di malam hari.
Tiba-tiba melintaslah seorang bapak yang sudah cukup lanjut usianya. Sambil memikul dirigen air di kedua ujungnya. Bolak balik di depan warung tempat kami makan tanpa kami tahu kemana tujuannya. Yang pasti hal itu dilakukannya berulang kali.
Sang sahabat tiba-tiba saja meneteskan airmata tanpa saya tahu apa yang terjadi padanya. Kejadiannya begitu cepat. Apakah ada yang mengganggu dalam hatinya? Saat itu saya tak bertanya apapun padanya.
"Hentikan bapak itu", pintanya. "Ajak dia makan di sini", pintanya lagi. Meskipun ada sejuta tanya yang menggelayut tapi saya putuskan untuk menunggu di luar tenda sampai bapak itu lewat kembali.
Ketika melewati warung tenda tempat kami makan. Saya hentikan bapak itu. "Bapak, bolehkah saya membelikan bapak makan?". Bapak itu melihat ke arah saya dengan heran dan kemudian berkata, "Terima kasih mas, saya baru saja makan".
Takut mengecewakan sahabat saya, segera saya selipkan beberapa lembar ribuan ke dalam gengaman tangan si bapak, sambil berujar, "Bapak, mohon diterima. Memang tidak seberapa tapi mudah-mudahan berguna untuk keluarga bapak."
Bapak tersebut langsung menolak dengan halus. Tapi tetap saja saya paksakan dengan menyelipkan di kantong celananya. Sampai akhirnya dia tidak mampu lagi menolaknya. Setelah mengucapkan terima kasih kemudian berlalulah si bapak itu untuk kembali bekerja.
Saya lalu kembali masuk ke warung untuk meneruskan makan. Si sahabat bertanya,"Kenapa gak di ajak makan di dalam saja bapak tadi?". "Kasihan bapak itu sudah seharian kerja pasti cape"."Di tambah bapak itu sudah tua".
Saya katakan, "Bapak itu sudah makan dan tadi adalah pekerjaan terakhirnya. Setelah ini dia akan pulang". "Tapi tadi sudah saya berikan beberapa ribu untuk tambahan penghasilannya hari ini".
"Oh gitu ya..". Selesai berujar, sang sahabat pun kembali melanjutkan makannya.
Yang membuat saya heran dan bertanya-tanya, kenapa si sahabat sampai meneteskan airmata. Mungkinkah karena mengingatkan akan kedua kakek neneknya yang ada di seberang sana? Ataukah hatinya yang tersentak melihat kejadian tersebut di depan matanya sendiri? Ataukah kepeduliaannya yang tinggi terhadap orang lain yang tidak seberuntung kita? Atau ... Terlalu banyak kemungkinan yang bisa terpikirkan oleh saya saat itu.
Yang pasti di jaman seperti ini, masih ada orang yang bisa meneteskan airmatanya karena hal seperti itu. Bagi saya hal itu sangat membekas dan sangat luar biasa. Padahal mungkin bagi kita, hal itu adalah sesuatu yang biasa dan wajar-wajar saja.
Sampai saat inipun, belum pernah saya tanyakan kepada dirinya, alasan yang membuatnya seperti itu. Meskipun kini kami telah hidup bersama.
Ya...sahabat itu kini telah menjadi bagian dari hidup saya yang paling berharga dan yang paling spesial. Dialah yang telah memberi warna dalam kehidupan saya. Memberikan semangat ketika jatuh dan mengingatkan untuk selalu tetap berada di "bumi" ketika di atas. Dialah tulang rusuk ini. Dia adalah istriku, Eva Yuliasta.
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (Ar Ruum : 21)
2 komentar:
wah akhi.. antum beuntung benar bisa menyaksikan dan merasakan langsung pelajaran yang antum ceritakan.
sungguh saat ini sangat sedikit orang yang dapat mengambil pelajaran dari realita kehidupan saat ini..
semoga aja kita termasuk orang yang dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari semua kesulitan ataupun kesenangan yang kita dapati sehari-hari.
ayo, semangati lagi kami akhi..
Syukur Allhamdulilah, kalo ternyata sahabat/belahan jiwanya punya hati kaya "Rinto Harahap" :), jadi paham & prihatin sama yang namanya perbedaan nasib dan rezeki setiap orangnya beda2 di luar sana.....
Nb: Kayanya baru buat blog, tapi udah lumayan banyak postingnya.
coba liat posting aku
Posting Komentar